Discuss Communication Studies In A Brief, Accurate And In-Depth From Reliable Source

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Senin, 21 Mei 2018

Bahaya Penyalahgunaan Korporasi Media


 

            Media di masa kini tidak asing dengan istilah korporasi media. Istilah korporasi media sendiri mengacau kepada kepemilikan suatu media. Sebenarnya korporasi media bukanlah suatu hal yang salah. Namun tetapi apabila hal tersebut disalahgunakan, maka korporasi media akan berdampak negatif. Di Indonesia sendiri terdapat banyak kasus terkait korporasi media. Dimana sifat netral dari media hilang. 

            Korporasi media dikhawatirkan dapat mempengaruhi konten berita dan konten acara (televisi dan radio) yang bersifat untuk menguntungkan salah satu pihak (pemilik media). Menguntungkan salah satu pihak biasanya mengacu kepada profit yang diperoleh oleh media. Salah satu contoh dari penyalahgunaan korporasi media adalah adanya agenda setting yang menguntungkan siapapun yang mau membayar media tersebut. Selain itu, penyalahgunaan korporasi media juga cukup identik dengan dunia politik, dimana permainan politik dapat terjadi dalam suatu media. Sebagai contoh, iklan Mars Perindo yang cukup boomingbeberapa tahun lalu. Iklan tersebut ditayangkan secara terus menerus di stasiun televisi milik MNC. Tentu hal ini sangat menunjukkan adanya korporasi media. Seperti yang kita tahu bahwa Hari Tanoe selaku pemilik MNC Group juga merupakan bagian dari Partai Perindo. 

            Beberapa contoh diatas menunjukkan adanya penyalahgunaan korporasi media. Media seharusnya tetap bersifat netral terhadap konten yang disajikan. Dengan adanya korporasi media, media kerap kali juga memihak kepada satu sisi yang mengakibatkan sisi lain diberitakan secara subjektif. Pada korporasi media, biasanya media akan memihak kepada sisi yang dianut oleh pemiliknya. Maka itu apabila korporasi media digunakan secara tidak bijaksana, maka audience yang sebenarnya menjadi korban. Contoh: dalam pemilu presiden 2014, terdapat perbedaan quick count yang diberikan oleh TV One. TV One yang dimiliki oleh Bakrie Group lebih pro kepada pihak Prabowo. TV One memberikan berita dan quick count bahwa prabowo memenangkan pemilu saat itu. Tentu berita ini sangat tidak kredibel. Dan setelah ditelusuri, ternyata lembaga quick count tersebut telah bekerjasama dengan TV One. Hal ini akan mempengaruhi audience saat itu. Mereka tidak tahu berita mana yang valid dan yang sesuai dengan hasil yang akurat.




Author : Sara Elisyeva Setiana
 
Ref:
2.    https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/download/9753/7819

4 komentar:

Your Ad Spot

Halaman